Smith adalah anak laki-laki terpendek di sekolahnya.
Walaupun sudah kelas 6 SD, tinggi badannya hanya sekitar kurang lebih 120 cm.
Karena pendek, Smith sering diejek oleh teman-teman sekelasnya.
Untung saja masih ada 2 orang sahabat Smith yang setia, yaitu Nico dan Brendan.
Nico dan Brendan sering menghibur Smith apabila Smith sedang sedih karena diejek oleh teman-temannya.
Smith adalah anak yang rajin membantu kedua orang tuanya yang sudah sangat tua.
Walaupun Smith sering diejek oleh teman-temannya, dia tidak sedia karena sering dihibur oleh kedua orang sahabatnya yang sangat baik itu.
Pada suatu hari, Rendy, anak terkaya di sekolah Smith mengedarkan berita bahwa ada khursus basket yang sangat bagus.
Karena Rendy yang menyebarkannya, anak-anak di sekolah pun pasti ingin sekali les basket di tempat itu.
Smith juga ingin les basket di tempat itu, tetapi Smith tidak mempunyai cukup uang untuk membayar uang les itu, karena memang biayanya sangat mahal.
Oleh karena teman-teman Smith adalah orang-orang kaya semua, tentu mereka langsung mampu les di tempat itu.
Dalam diri Smith pun lama kelamaan timbul rasa iri hati.
Walaupun dia tidak bisa les basket di tempat itu, tetapi Smith terus berlatih di lapangan sekolah.
Smith berlatih bersama Nico dan Brendan, yang juga keadaan keuangannya sangat terbatas.
Jika bersama-sama dengan Nico dan Brendan, Smith sangat bersemangat dalam berlatih.
Dalam waktu 3 bulan, Smith, Nico, dan Brendan sudah sangat mahir dalam bermain basket, sedangkan Rendy dan teman-temannya yang lain sama sekali belum membuahkan hasil.
Pada suatu hari, Rendy menantang Smith, Nico, dan Brendan untuk bertanding basket melawan Rendy dan geng nya.
Smith dan kawan-kawannya pun menerima tantangan itu, dan perjanjiannya adalah siapa yang kalah tidak boleh makan pada waktu istirahat selama 4 hari.
Hari pertandingan pun dimulai.
Pada quarter pertama, Rendy dan kawan-kawannya unggul 14-10.
Walaupun kalah, Smith, Nico, dan Brendan tidak putus asa.
Pada akhir quarter kedua, Rendy dan kawan-kawannya masih unggul dengan skor 22-20, perbedaan antara skor mereka pun semakin menipis.
Mengetahui hal itu, Smith dan yang lainnya merasa sangat senang.
Pada akhir quarter ketiga, kedudukan seimbang 28-28.
Smith, Nico, dan Brendan pun merasa senang karena usaha mereka kini membuahkan hasil.
Melihat skornya dapat dikejar, geng milik Rendy pun mulai gelisah.
Akibat dari kegelisahan itu, pada quarter keempat, geng milik Rendy bermain serabutan.
Akhir quarter keempat pun selesai.
Team Smith, dkk. menang dengan skor 33-30.
Smith, Nico, dan Brendan sangat senang karena mereka dapat mengalahkan Rendy yang sombong itu, dan sesuai janji, geng milik Rendy tidak boleh makan selama istirahat dalam jangka waktu 4 hari.
Semenjak kalah bertanding basket dengan Smith, Nico, dan Brendan, Rendy mulai mengubah sikapnya dan berjanji tidak akan menjadi sombong lagi.
Rendy menjadi sering memberi sumbangan di gereja, suka memberi makan kepada pengemis, dan suka memberi sedekah kepada pengemis.
Rendy pun gembira karena dapat mengubah sikapnya yang sombong itu.
Ditulis oleh: Tasya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar