Selasa, 29 Juli 2008

Pemain Paling Bagus

Di sebuah sekolah, ada anak yang memiliki tubuh besar dan tinggi, namanya Zork.
Dia sangat ingin dapat bermain basket, tetapi tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya.
Zork ingin bwelajar basket dari teman-temannya, tetapi saat ia ingin bergabung, malah dia ditertawakan oleh teman-temannya.
Zork pun sangat sedih karena tidak punya harapan untuk dapat bermain basket dengan sangat baik seperti yang selalu diimpi-impikannya.
Zork punya seorang sahabat perempuan, bernama Gell.

Zork adalah anak laki-laki yang pantang menyerah.
Pada suatu hari, Zork ingin membeli bola basket bergambar Naruto.
Zork pun mulai mengumpulkan uang agar mampu membeli bola basket itu dengan uangnya sendiri.
Zork pun segera meminta bantuan Gell untuk memngumpulkan uang.
Zork mulai tidak makan pada saat jam istirahat, bahkan tidak minum air sedikit pun.

Satu minggu pun berlalu, Zork pun kelihatan semakin lemas karena tidak makan pada saat istirahat.
Lama kelamaan, kedua orang tuanya pun mulai curiga karena semakin lama muka Zork semakin kurus dan pucat.
Setelah ditanya beberapa kali, Zork pun akhirnya mengakui bahwa karena ia ingin membeli bola basket yang baru, jadi ia tidak pernah makan pada jam istirahat di sekolahnya.
Mengetahui hal itu, kedua orang tua Zork sangat sedih.

Sejak saat itu, Zork sakit dan diopname di rumah sakit.
Zork mengalami sakit diare.
Akhirnya, kedua orang tua Zork menanyakan apa yang bisa membuat Zork terpacu agar sembuh.
Zork pun segera menjawab hal yang sangat diimpi-impikannya, yaitu les basket di tempat yang bagus.
Dengan sangat terpaksa, kedua orang tua Zork menyetujuinya.
Semenjak itu, Zork sangat semangat untuk sembuh.

Seminggu kemudian, Zork pun sembuh dan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya.
Zork pun sangat senang dan segera menagih janji kedua orang tuanya dulu saat Zork masih diopname.
Kedua orang tua Zork pun akan menepati janjinya.

Zork akhirnya les basket di tempat yang paling terkenal yang paling baik.
Zork sudah mahir bermain basket hanya dalam waktu 3 bulan saja.
Zork juga sering menjadi wakil dari sekolahnya untuk mengikuti kejuaraan basket antarsekolah.
Dia pun senantiasa menang dalam pertandingan-pertandingan yang diadakan oleh sekolah dari mana pun.
Kedua orang tua Zork pun menjadi sangat bangga kepada Zork.
Di sekolahnya, Zork juga mendapat julukan "Zork Si Kuda Merah".

Ditulis oleh: Tasya

Minggu, 27 Juli 2008

Menjadi Pemain Basket yang Baik

Aku sangat suka permainan basket, sampai-sampai saya sangat mendarah daging dengan permainan basket.
Saya ingin menjadi pemain yang bagus dan berguna, saya harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini:


1. Saya harus mahir dalam ber-dribble, yaitu dapat menggiring bola dengan baik, harus bisa dribble dengan tangan kanan maupun tangan kiri.

2. Saya harus pintar shooting dan juga lay-up.

3. Saya harus bermain aggresive, evective, dan evisien.

4. Saya harus berani menusuk dalam daerah 3 second.

Nah, dengan memenuhi ke-4 cara bermain di atas, saya bisa menjadi pemain basket yang lebih baik.
Jika ada yang mau menjadi pemain basket yang lebih baik, penuhilah syarat-syarat di atas.
Jangan ada yang terlewatkan SATU NOMOR PUN!!!
Itu pun jika kalian ingin menjadi pemain basket yang dapat diandalkan oleh pelatih kalian.

Jadi, jangan lupa untuk melaksanakan hal-hal yang telah saya tulis di atas ya...
Terima kasih.

Ditulis oleh: Tasya

Rabu, 23 Juli 2008

Pertandingan KU (Kelompok Umur) 2

Aku adalah seorang anak perempuan yang sangat fanatik pada permainan basket.
Aku les basket di SSC (Soekarno-Hatta Sport Center), di klub JWBA (Johannis Winnar Basketball Academy).
Di klub JWBA itu, kami sering mengikuti pertandingan KU (Kelompok Umur).
Pada saat itu, saya mengikuti KU untuk 12 tahun.
Saya merasa sangat senang.

Saat pertandingan KU pun dimulai.
Tim kami (Rajawali) akan berhadapan dengan Tim Scorpio.
Kami sangat takut ketika melihat lawan-lawan kami, karena mereka sangatlah tinggi.

Pertandingan pun dimulai.
Pada quarter pertama, pertahanan dari Tim Scorpio dapat kami tembus.
Skor pada akhir quarter pertama adalah 8-0, kami dapat mengungguli permainan di quarter pertama.

Masa istirahat pun selesai, kedua tim pun segera masuk ke lapangan.
Pada quarter kedua, pertahanan dan penyerangan Tim Scorpio sangat bagus, sehingga tim kami tidak bisa mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh Tim Scorpio.
Pada akhir quarter kedua, Tim Rajawali kalah dengan skor 8-12.
Kami dimarahi oleh pelatih kami karena skor dapat dikejar oleh tim Scorpio.

Waktu istirahat pun usai.
Pemain dari kedua tim pun segera turun ke lapangan.
Pada quarter ketiga, kami dapat memasukan 2 bola dan dapat mempertahankan pertahanan kami.
Pertandingan pun berjalan dengan seru.
Pada akhir quarter ketiga, skor sementara yaitu 12-14.
Kami mendapat sedikit pujian dari pelatih kami.

Istirahat yang terakhir telah usai.
Pemain inti dari kedua tim pun langsung berdiri di lapangan.
Pada quarter ketiga, pertahanan dari tim kami menjadi "kendor", dan penyerangan pada Tim Scorpio pun sangat baik sehingga kami banyak mengalami kebobolan.
Pada akhir pertandingan, tim kami kalah dengan skor 12-22.
Tim kami pun dimarahi habis-habisan oleh pelatih kami, tetapi kami dapat memakluminya.
Kami menjadikan pertandingan kali ini sebagai pengalaman yang tidak terlupakan.

Ditulis oleh: Tasya

Pengemis Belajar Basket

Di sebuah sekolah, ada sebuah kelas yang jendelanya tembus ke luar halaman sekolah.
Hampir setiap hari ada seorang anak pengemis yang bernama Iman yang sering numpang belajar di jendela itu.
Pengemis itu sangat ingin bersekolah, tetapi orang tuanya tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah untuk Iman.

Pada suatu hari saat Iman berjalan-jalan di sekolah itu, Iman melihat murid-murid sekolah itu sedang bermain basket.
Iman pun penasaran dengan permainan itu, dan Iman ingin belajar bagaimana cara bermain basket.
Iman pun mendekati gerombolan anak yang sedang bermain itu dan meminta anak-anak itu untuk mengajarinya cara bermain basket.
Mendengar hal itu, semua anak yang sedang bermain basket di sana pun tertawa karena mereka berpikir mana bisa seorang pengemis kecil dapat bermain basket.
Melihat hal itu, Iman pun sangat sedih.

Sesampainya di rumah, Iman langsung merengek kepada orang tuanya agar mau mengeleskan Iman di tempat les basket.
Tentu saja orang tua Iman tidak setuju dengan Iman, karena mereka tidak mempunyai uang yang berlebih.
Mendengar hal itu, Iman pun sangat sedih karena tidak bisa menunjukkan kebolehannya kepada anak-anak yang menertawakannya tadi.
Akhirnya Iman hanya minta dibelikan bola basket, dan orang tua Iman pun akhirnya menyanggupi permintaan Iman untuk yang terakhir kalinya.

Setelah mengetahui bahwa dia tidak boleh les basket, Iman pun bertekad bahwa dia akan belajar bermain basket dengan tangannya sendiri.
Dia akan latihan basket di lapangan sekolah pada malam hari.

Pada malam harinya ketika semua orang sedang tidur, Iman pun diam-diam menyelinap ke halaman sekolah dan segera berlatih basket di sana.
Iman pun sangat bersemangat dalam latihan di halaman sekolah.

Karena rajin berlatih, dalam waktu 6 bulan Iman sudah mahir bermain basket dengan bola kesayangannya.
Iman pun sangat senang karena sekarang sudah bisa menantang anak-anak yang waktu itu dalam bermain basket.

Keesokan harinya, Iman pun datang ke halaman sekolah pada waktu istirahat.
Iman pun segera mencari anak-anak yang menertawakannya.
Akhirnya, dia pun menemukan gerombolan anak-anak itu dan segera menantangnya untuk bermain basket.
Anak-anak itu pun masih tertawa, tetapi menerima tantangan yang diajukan oleh Iman.
Mereka berjanji akan datang ke halaman sekolah setelah sekolah usai.

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi.
Segerombolan anak yang telah berjanji kepada Iman telah siap untuk melawan Iman.
Iman pun terlihat sangat pede dalam menghadapi mereka.

Akhirnya pertandingan pun dimulai.
Hanya dalam waktu 5 menit, Iman pun berhasil mendapatkan skor 25, sedangkan gerombolan anak-anak itu hanya mendapatkan skor 2.
Anak-anak itu sangat terkejut.
Mereka segera meminta maaf kepada Iman dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka lagi.
Iman pun senang sekali.
Mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing dengan hati lega.

Ditulis oleh: Tasya

Selasa, 22 Juli 2008

The Lost Ball

Di sekolah WarMill, semua anak perempuannya sangat menyukai permainan basket, sampai-sampai sekolah itu dijuluki "Basket Mania" oleh sekolah-sekolah yang lain.
Semua anak perempuan di situ menyukai basket, termasuk Plusle.
Dia sangat menyenangi permainan basket sampai-sampai dia mempunyai bola basket sebanyak 2 lemari penuh.
Dia mempunyai banyak bola basket dengan gambar dan merk yang berbeda.

Pada suatu malam, ketika Plusle sedang tertidur pulas di kamarnya yang penuh baju-baju basket, datanglah seorang pencuri yang masuk lewat pintu belakang yang lupa dikunci oleh Bi Inah, pembantu setia di rumah Plusle.
Pencuri itu masuk ke rumah Plusle dan mengambil 1 koleksi bola basket kesayangan Plusle, yang bergambar Minimouse dan bermerk Mikasa.

Keesokan paginya ketika Plusle hendak membawa salah satu bola basketnya, dia sadar bahwa bola basketnya kurang 1 buah.
Dia langsung menanyakan bola itu kepada Bi Inah.
Bi Inah pun akhirnya mengakui bahwa dia lupa mengunci pintu belakang tadi malam.
Mendengar hal itu, Plusle dapat memaafkan Bi Inah sekaligus bingung dan sedih, Plusle bingung harus mencari bola itu ke mana.
Sepulang sekolah, Plusle langsung pergi ke rumah Pak RT untuk melaporkan kejadian itu.

Keesokan harinya, Pak RT mengadakan penggeledahan rumah penduduk RT 05, RT tempat tinggal Plusle.

Setelah digeledah, ternyata bola basket kesayangan Plusle tidak ditemukan di mana pun.
Mengetahui hal itu, Plusle bingung dan juga sangat sedih, itu artinya Plusle harus mencari bola basket kesayangannya seorang diri.

Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari bola kesayangannya itu bersama seorang sahabatnya, yaitu Minun.
Pada hari Minggu, kedua bersahabat itu mulai mencari bola basket kesayangan Plusle di tempat-tempat terpencil, misalnya di lorong-lorong buntu, di gudang-gudang, di rumah kosong, dll. .
Akhirnya kedua bersahabat itu menemukan bola basket kesayangan Plusle di rumah kosong, rumah itu sudah lama ditinggal oleh pemiliknya karena meninggal.

Tidak lama kemudian, si pencuri yang mencuri bola basket milik Plusle pun datang ke tempat persembunyiannya, yaitu rumah kosong itu.
Plusle sangat marah kepada pencuri itu karena sudah berani mengambil koleksi bola basket miliknya.
Plusle berkata kepada pencuri itu:

"Hai pencuri! Siapa sebenarnya kamu, kamu sudah berani mencuri koleksi bolaku! Engkau harus dihukum!"

Pencuri itu pun kaget karena tiba-tiba dua orang bocah ada di markasnya.
Dengan menggunakan HP, Plusle menghubungi polisi dan polisi pun segera datang ke tempat itu.
Pencuri itu pun tidak bisa lari lagi karena ada pos polisi di dekat sana.
Dengan demikian, seorang pencuri dapat ditangkap dan Plusle dan Minun pun pulang ke rumah mereka masing-masing dengan sangat gembira.

Ditulis oleh: Tasya

Pertandingan KU (Kelompok Umur)

Murid-murid di sekolahku rata-rata semuanya suka bermain basket.
Termasuk juga aku.
Aku adalah salah satu penggemar berat permainan basket.
Aku juga ikut les basket di SSC (Soekarno-Hatta Sport Center) di Bandung dengan nama klub JWBA (Johannis Winnar Basketball Academy).

Ko Johannis (yang biasa dipanggil Ko Ahang) adalah salah satu mantan pemain basket nasional(Team Garuda Bandung).
Aku sangat bangga bisa dilatih oleh beliau...
Walaupun beliau kadang-kadang terlalu serius dalam melatih, tetapi bagi aku itu adalah hal yang wajar apabila seseorang masih sangat memperhatikan kita bukan?

Pada suatu hari, ada pengumuman bahwa akan diadakan pertandingan basket yang akan diselenggarakan 3 bulan lagi.
Pertandingan tersebut diberi nama KU (Kelompok Umur), karena teamnya disusun berdasarkan umur kita masing-masing.
Pada waktu itu, saya ditunjuk untuk mengikuti KU untuk umur 12 tahun.

Hari pertandingan pun dimulai, kelompok kami yang termasuk Team Rajawali pun berhadapan dengan Team Surya Kencana.
Quarter pertama pun dimulai, dan pada quarter pertama pun berlangsung secara menegangkan, karena ternyata Team Surya Kencana sangat tangguh.
Pada akhir quarter pertama, team kami unggul dengan skor 2-0.

Masa istirahat pun selesai, akhirnya quarter kedua akan segera dimulai.
Pada quarter kedua, kami telah berhasil mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh team lawan.
Pada akhir quarter kedua, Team Rajawali dapat meninggalkan skor Team Surya Kencana lumayan jauh, yaitu 10-0.
Kami pun sangat senang karena mendapat pujian dari pelatih kami.

Istirahat sudah selesai, sekarang quarter ketiga akan segera dimulai.
Pada quarter ketiga, pertahanan dan penyerangan dari team lawan semakin baik, sehingga skor kami di babak ketiga adalah 14-2.
Pada saat itu, aku sangat gugup sekali, karena mengira aku akan mendapat teguran dari pelatih.
Tetapi, ternyata pelatihku tidak marah sama sekali.

Masa istirahat pun berlalu.
Quarter terakhir yaitu quarter keempat akan segera dimulai.
Pada quarter keempat, pertahanan dari Team Surya Kencana "kendor", sehingga Team Rajawali pun dapat memasukkan 1 bola dan mendapatkan 2 poin tambahan.
Pada akhir quarter keempat, kedudukannya yaitu 22-2.

Ternyata aku menang, kami pun difoto-foto oleh para wartawan.
Hatiku sangat gembira karena dapat menang melawan Team Surya Kencana.
Pelatih kami pun sangat bangga kepada kami karena kami dapat bermain basket dengan baik.

Itulah pengalaman basketku yang terindah.
Semoga kalian senang mendengar pengalamanku ini.

Ditulis oleh: Tasya

Senin, 21 Juli 2008

Smith

Smith adalah anak laki-laki terpendek di sekolahnya.
Walaupun sudah kelas 6 SD, tinggi badannya hanya sekitar kurang lebih 120 cm.
Karena pendek, Smith sering diejek oleh teman-teman sekelasnya.
Untung saja masih ada 2 orang sahabat Smith yang setia, yaitu Nico dan Brendan.
Nico dan Brendan sering menghibur Smith apabila Smith sedang sedih karena diejek oleh teman-temannya.

Smith adalah anak yang rajin membantu kedua orang tuanya yang sudah sangat tua.
Walaupun Smith sering diejek oleh teman-temannya, dia tidak sedia karena sering dihibur oleh kedua orang sahabatnya yang sangat baik itu.

Pada suatu hari, Rendy, anak terkaya di sekolah Smith mengedarkan berita bahwa ada khursus basket yang sangat bagus.
Karena Rendy yang menyebarkannya, anak-anak di sekolah pun pasti ingin sekali les basket di tempat itu.
Smith juga ingin les basket di tempat itu, tetapi Smith tidak mempunyai cukup uang untuk membayar uang les itu, karena memang biayanya sangat mahal.
Oleh karena teman-teman Smith adalah orang-orang kaya semua, tentu mereka langsung mampu les di tempat itu.
Dalam diri Smith pun lama kelamaan timbul rasa iri hati.

Walaupun dia tidak bisa les basket di tempat itu, tetapi Smith terus berlatih di lapangan sekolah.
Smith berlatih bersama Nico dan Brendan, yang juga keadaan keuangannya sangat terbatas.
Jika bersama-sama dengan Nico dan Brendan, Smith sangat bersemangat dalam berlatih.

Dalam waktu 3 bulan, Smith, Nico, dan Brendan sudah sangat mahir dalam bermain basket, sedangkan Rendy dan teman-temannya yang lain sama sekali belum membuahkan hasil.
Pada suatu hari, Rendy menantang Smith, Nico, dan Brendan untuk bertanding basket melawan Rendy dan geng nya.
Smith dan kawan-kawannya pun menerima tantangan itu, dan perjanjiannya adalah siapa yang kalah tidak boleh makan pada waktu istirahat selama 4 hari.

Hari pertandingan pun dimulai.
Pada quarter pertama, Rendy dan kawan-kawannya unggul 14-10.
Walaupun kalah, Smith, Nico, dan Brendan tidak putus asa.

Pada akhir quarter kedua, Rendy dan kawan-kawannya masih unggul dengan skor 22-20, perbedaan antara skor mereka pun semakin menipis.
Mengetahui hal itu, Smith dan yang lainnya merasa sangat senang.

Pada akhir quarter ketiga, kedudukan seimbang 28-28.
Smith, Nico, dan Brendan pun merasa senang karena usaha mereka kini membuahkan hasil.
Melihat skornya dapat dikejar, geng milik Rendy pun mulai gelisah.
Akibat dari kegelisahan itu, pada quarter keempat, geng milik Rendy bermain serabutan.

Akhir quarter keempat pun selesai.
Team Smith, dkk. menang dengan skor 33-30.
Smith, Nico, dan Brendan sangat senang karena mereka dapat mengalahkan Rendy yang sombong itu, dan sesuai janji, geng milik Rendy tidak boleh makan selama istirahat dalam jangka waktu 4 hari.

Semenjak kalah bertanding basket dengan Smith, Nico, dan Brendan, Rendy mulai mengubah sikapnya dan berjanji tidak akan menjadi sombong lagi.
Rendy menjadi sering memberi sumbangan di gereja, suka memberi makan kepada pengemis, dan suka memberi sedekah kepada pengemis.
Rendy pun gembira karena dapat mengubah sikapnya yang sombong itu.

Ditulis oleh: Tasya

Master Basket yang Sombong

Di sebuah sekolah, semua muridnya adalah pecinta basket sejati, termasuk Zack.
Zack sangat pandai bermain basket, sampai-sampai dia dijuluki "Si Master Basket".
Di sekolahnya, Zack sangat disegani oleh teman-temannya karena Zack memiliki tubuh yang besar.

Karena tahu disegani teman-temannya, Zack menjadi sombong, sering mengejek, dan sering menindas teman-temannya.
Teman-teman Zack tidak bisa melawan, karena mereka sangat takut kepada Zack, karena selain memiliki tubuh yang besar, hebat dalam bermain basket, ternyata Zack juga adalah anak seorang jutawan yang sungguh tersohor sampai ke luar negeri.
Karena sombong dan sering mengejek teman-temannya, Zack menjadi sering dijauhi oleh teman-teman sekelasnya.

Zack sering kali ditinggal dinas keluar kota oleh orang tuanya.
Di rumahnya yang sungguh besar, Zack hanya tinggal berdua dengan seorang pembantu yang setia.

Karena sering ditinggal oleh ayahnya, Zack menjadi seorang yang nakal dan kurang pandai bergaul.
Zack juga mempunyai sebuah geng yang sangat disegani oleh semua orang di sekolahnya.

Pada suatu hari, Zack telah berbuat sesuatu yang sungguh keterlaluan, yaitu dia berkelahi bersama dengan Steven, anak terpintar di kelasnya.
Ketika Bapak Kepala Sekolah mengetahui kejadian itu, orang tua Zack dipanggil ke sekolah untuk menghadap Bapak Kepala Sekolah.
Zack dan Steven pun dihukum membersihkan halaman sekolah dalam waktu 30 menit.

Keesokan harinya ketika kedua orang tua Zack datang menghadap Bapak Kepala Sekolah, Zack pun ikut sambil menangis.
Bapak Kepala Sekolah pun tidak mau tau apakah Zack mau menangis atau tidak, karena perbuatan Zack kali ini sudah keterlaluan.

Bapak Kepala Sekolah pun segera memberi tahu kelakuan Zack selama di sekolah, yaitu sering mengejek dan menindas teman-temannya.
Semenjak mengetahui hal itu, orang tua Zack menjadi jarang dinas ke liar kota.
Kedua orang tua Zack menjadi sering menemani Zack dalam belajar.

Zack pun menjadi malu kepada teman-teman, sahabat, dan guru-guru di sekolahnya.
Zack berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa dia tidak akan mengulangi perbuatannya yang keterlaluan lagi.

Ditulis oleh: Tasya

Diriku

Hai...

Perkenalkan, nama saya Tasya.
Saya bersekolah di SD St. Aloysuis, Bandung, Jawa Barat.
Sekarang saya sudah berada di bangku kelas 6 SD.

Prestasi saya lumayan, tidak terlalu bagus, dan juga tidak terlalu jelek.
Daftar ranking saya dari kelas satu SD:

Kelas: 1 smt.1 : ranking 1
1 smt 2 : ranking 2
2 smt.1 : ranking 1
2 smt.2 : ranking 1
3 smt.1 : ranking 1
3 smt.2 : ranking 1
4 smt.1 : ranking 2
4 smt.2 : ranking 1
5 smt.1 : ranking 1
5 smt.2 : ranking 1

Itulah prestasi-prestasi yang aku dapat.

Tolong blog-blog aku juga diberi komentar ya...
Terima kasih...

Tasya

Perjalanan Untuk Dapat Les Basket

Di sekolah, banyak anak-anak yang suka bermain basket, termasuk Dyna.
Dyna adalah anak dari keluarga yang pendapatannya pas-pasan, oleh karena itu, sepulang sekolah Dyna selalu membantu ibunya dalam berjualan sayur.

Suatu hari, ada kabar simpang siur tentang adanya les basket yang sangat bagus, tetapi biayanya sangat mahal.
Dyna ingin sekali les basket di tempat itu.
Ia terus merengek kepada orang tuanya agar boleh mengikuti les di tempat itu, tetapi tidak kunjung menunjukkan hasil.

Suatu hari, ada seseorang yang misterius datang ke rumah Dyna yang sangat sederhana itu.
Tampangnya seperti pengemis dan pengemis itu meminta sesuap nasi kepada Dyna.
Dyna pun langsung masuk dan mengambilkan sepiring nasi untuk pengemis itu.
Setelah menghabiskan makanannya, pengemis itu berterima kasih kepada Dyna.

Setelah agak jauh dari rumah Dyna, pengemis itu pun segera mengganti bajunya menjadi seseorang yang sangat tampan.
Siapakah sebenarnya orang itu?
Ternyata orang itu adalah paman Dyna yang kini telah menjadi kaya.
Ternyata, paman Dyna mengetahui bahwa Dyna ingin sekali les basket.
Oleh karena itu, paman Dyna ingin menguji Dyna apakah Dyna adalah seorang anak yang baik hati atau tidak.
Setelah mengetahui bahwa Dyna adalah seorang anak yang baik hati, paman Dyna segera memutuskan bahwa ia akan mengabulkan permintaan Dyna.

Seminggu setelah kejadian itu, datanglah seorang tukang pos ke rumah Dyna.
Dyna sempat kaget karena sebelumnya Dyna belum pernah mendapatkan surat.
Setelah Dyna membuka surat itu, isi surat itu ternyata adalah:

"Terima kasih. Ini adalah balasan dari sepiring nasi. Paman"

Tulisan itu dimasukkan ke dalam amplop disertai dengan uang sejumlah Rp 2.500.000,00.

Dyna sungguh kaget.
Dia kaget karena Dyna mengira orang yang waktu itu adalah seorang pengemis.
Dyna juga sangat bahagia, karena sekarang dia bisa les basket di tempat yang selalu diimpikannya.

Dyna pun segera membalas surat itu.
Dia sangat berterima kasih atas uang pemberian pamannya itu.

Dyna berlatih basket dengan sungguh-sungguh.
Dalam waktu 1 tahun, Dyna sudah sangat mahir dalam bermain basket.
Dyna pun sering ditunjuk oleh bapak kepala sekolah sebagai wakil dari sekolahnya untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan basket.

Semenjak Dyna mahir main basket, dia sudah hidup berkecukupan dengan mengikuti pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan.
Orang tua Dyna sangat bangga kepada Dyna.

Ditulis oleh: Tasya
 
Free Sparkle Blue MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com